Tinggal dalam Bayang-Bayang Allah
Ada sebuah nama yang sangat menarik dan mungkin kita
telah beberapa kali mendengar nama tersebut. Bezaleel, sebuah nama yang muncul
beberapa kali dalam Alkitab. Nama Bezaleel muncul ketika Musa harus
mempersiapkan kemah Pertemuan serta segala kelengkapannya (Keluaran 30:2-11).
Nama Bezaleel sendiri mengadung arti “ in
the shadow of God”, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “dalam
bayang-bayang Allah”. Hal ini tentu saja berbicara tentang perlindungan Allah.
Ketika seseorang tinggal dalam bayang-bayang Allah, maka perlindungan Allah
menjadi bagian dari kehidupan orang tersebut. Namun, ada hal yang menarik dari
adanya keberadaan sebuah bayang-bayang. Dalam bayang-bayang Allah bukan saja
berbicara tentang betapa besar berkat perlindungan, tetapi juga betapa besar
sikap yang harus dimiliki oleh sebuah “bayang-bayang”. Ada beberapa hal yang
dapat kita perhatikan dari sebuah bayang-bayang, yakni selalu mengikuti. Tinggal dalam bayang-bayang Allah, berarti
mengandung pengertian tentang sikap orang percaya yang harus senantiasa
mengikuti kemana saja Tuhan jalan. Sebuah “bayang-bayang” tidak dapat berkata
kepada dirinya sendiri untuk memilih jalan yang lain selain jalan yang dipilih
oleh tuannya. Bayang-bayang tidak akan berjalan ke selatan, disaat tuannya
berjalan ke utara. Jemaat Tuhan harus tinggal dalam bayang-bayang Allah, dan
tentu saja mengambil sikap untuk berada dalam kehendak dan jalan Tuhan.
Selain itu bayang-bayang juga memiliki sifat fleksibel. Ketika tuannya
berjalan, dan bayang-bayang itu menemukan sesuatu menghadang jalannya, maka
bayang-bayang itu akan menunjukkan sifatnya yang fleksibel. Dia akan
“menyesuaikan” dirinya dengan apapun yang menghalanginya, tanpa dia harus
beranjak dari jalan dan langkah tuan si empunya bayangan. Bayangkan betapa
anehnya jika bayangan itu berusaha menghindar dari sebuah rintangan. Jemaat
Tuhan hendaknya juga memiliki sikap yang demikian. Tinggal dalam bayang-bayang
Allah berarti jemaat harus membangun dirinya untuk tidak menghindari rintangan,
dan bahkan tidak menutup kemungkinan sampai keluar dari jalan Tuhan. Tetapi,
setiap orang percaya harus menempatkan dirinya tetap pada kehendak Allah,
meskipun ada rintangan yang menghadangnya.
Satu hal lagi yang menarik dari bayang-bayang adalah
sifatnya yang senantiasa mengikuti
bentuk dari si empunya bayangan. Saat sebuah benda memiliki bentuk
bulat, maka akan dihasilkan bayang-bayang yang berbentuk bulat. Sedangkan jika
sebuah benda berbentuk kotak, maka akan dihasilkan bayangan yang berbentuk
kotak pula. Hal itu berlaku untuk semua bentuk. Demikianlah hidup kita
seandainya kita tinggal dalam bayang-bayang Allah. Hidup kita haruslah menjadi
serupa dengan Kristus. Sebagaimana Kristus adanya, demikianlah hidup kita
adanya. Karena itulah kita mengenal sebuah lagu yang mengatakan “Seperti Yesus…seperti Yesus…itu saja
kupinta. Dalam jalanku, sampai ke Surga. Saya mau s’perti Yesus”
Tinggal dalam bayang-bayang Allah memang berarti
adanya sebuah perlindungan dari Allah, dimana Allah menanungi kita serta dalam
bayang-bayang terdapat keteduhan. Namun, ada konsekuensi untuk tinggal dalam
bayang-bayang Allah, yakni kita harus hidup seturut kehendaknya serta menjadi
gambaran dari diri-Nya. Dan jika kita membaca seluruhnya nats tersebut, kita
akan menemukan betapa luar biasa kesempatan yang dimiliki oleh Bezaleel,
sehingga semua yang dikerjakan tangannya menjadi berkat bagi umat Tuhan (2 Taw
1:5).
by : yoyo